Senin, 12 Mei 2008

inisme HARUN YAHY

Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme

HARUN YAHYA

Abad 20 yang baru saja kita lewati adalah masa yang dipenuhi dengan peperangan, konflik, bencana, kesengsaraan, pembantaian, kemelaratan dan kehancuran yang luar biasa. Jutaan manusia dibantai, dibunuh dan dibiarkan mati, hidup tanpa rumah dan tempat berlindung. Maka semua dikorbankan demi membela berbagai ideologi menyesatkan. Di setiap peristiwa tampak selalu terpampang nama-nama mereka yang bertanggung jawab : Stalin, Lenin, Trosky, Mao, Pol Pot, Hitler, Mussolini, Franco.

Fasisme dan komunisme adalah dua ideologi utama yang telah menyebabkan umat manusia merasakan berbagai penderitaan di masa kegelapan tersebut. Yang menarik untuk di kaji di sini adalah ideologi-ideologi tersebut ternyata memiliki sumber ideologi yang sama (ideologi induk). Ideologi ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya, senantiasa berada di balik layar hingga saat ini. Dan senantiasa terlihat bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Sumber ideologi ini adalah Filsafat materialistik dan Darwinisme, bentuk penerapan filsafat materialisme pada alam.

Darwinisme muncul abad 19 sebagai penghidupan kembali sebuah mitos ilmu yang telah ada sejak peradaban Sumeria dan Yunani Kuno, oleh seorang ahli biologi amatir Charles Darwin. Sejak kemunculannya Darwinisme menjadi landasan berpijak ilmiah bagi semua ideologi-ideologi yang membawa bencana bagi umat manusia.

Selanjutnya teori evolusi atau Darwinisme tidak terbatas hanya pada bidang biologi dan paleontologi, tetapi merambah pada bidang-bidang sosial, sejarah, politik dan mempengaruhi berbagai sisi kehidupan.

Oleh karena sejumlah pernyataan-pernyataan khusus Darwinisme mendukung sejumlah aliran pemikiran yang di masa itu sedang tumbuh dan berkembang, Darwinisme mendapat dukungan luas dari kalangan ini. Orang-orang berusaha menerapkan keyakinan bahwa terdapat “peperangan (perjuangan) untuk mempertahankan hidup” pada mahluk hidup di alam. Oleh sebab itu, ide bahwa “yang kuat tetap hidup dan yang lemah akan musnah” mulai diterapkan juga pada manusia dan kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Justifikasi ilmiah Darwinisme inilah yang kemudian digunakan oleh :

a. Hitler untuk membangun ras super
b. Karl marx untuk mengatakan bahwa “sejarah manusia adalah sejarah peperangan antar kelas masyarakat”
c. Kaum kapitalis yang percaya bahwa “yang kuat tumbuh menjadi semakin kuat dengan mengorbankan yang lemah”.
d. Bangsa kolonial untuk menjajah dunia ketiga dan perlakuan biadab mereka.
e. Tindakan rasisme dan diskriminasi.

Mekipun demikian, seorang pendukung teori evolusi dalam bukunya The Moral Animal, Robert Wright, mengulas secara singkat tentang bencana kemanusiaan akibat munculnya teori evolusi, bahwa:

“Tidak dapat dipungkiri, teori evolusi memiliki sejarah panjang yang kelam dalam penerapannya pada hubungan antar manusia. Setelah bercampur dengan filsafat politik di sekitar peralihan abad ini, untuk membentuk ideologi yang tidak jelas, yang dikenal dengan “Darwinisme Sosial”, ideologi ini digunakan oleh kaum rasis, fasis dan kapitalis yang tidak memiliki hati nurani” 1

Rasisme Darwin dan Kolonialisme


Teman dekat Darwin, Profesor Adam Sedgwick adalah satu di antara sekian banyak orang yang melihat bahaya yang akan ditimbulkan oleh teori evolusi di masa mendatang. Setelah membaca dan memahami buku Darwin The Origin of Species, ia menyatakan bahwa “Jika buku ini diterima masyarakat luas, [maka buku] ini akan memunculkan kebiadaban ras manusia yang belum pernah tersaksikan sebelumnya” 2. Dan waktu menunjukkan bahwa Sedgwick benar. Sejarah mencatat bahwa abad 20 adalah periode gelap dimana manusia melakukan pembantaian hanya karena ras atau suku bangsa mereka.

Darwin mengklaim bahwa ”fight for survival (perjuangan untuk mempertahankan hidup)” juga terjadi antar ras-ras manusia. “Ras pilihan” muncul sebagai pemenang dalam peperangan ini. Menurut Darwin ras pilihan adalah bangsa kulit putih Eropa. Sedangkan ras-ras Asia dan Afrika, mereka telah kalah dalam peperangan mempertahankan hidup. Darwin berkata lebih jauh bahwa ras-ras ini akan segera kalah dalam peperangan mempertahankan hidup di seluruh dunia dan akhirnya punah :

“Di masa mendatang tidak sampai berabad-abad lagi, ras-ras menusia beradab hampir dipastikan akan memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab di seluruh dunia. Pada saat yang sama kera-kera antromorfosis (menyerupai manusia) …tidak diragukan lagi akan musnah, selanjutnya jarak antara manusia dengan padanan terdekatnya akan lebih lebar, karena jarak ini akan memisahkan manusia dalam keadaan yang lebih beradab, sebagaimana yang kita harapkan, dari Kaukasian sekalipun, dengan jenis-jenis kera serendah babon, tidak seperti sekarang yang hanya memisahkan negro atau penduduk asli Australia dengan gorila.” 3

Pada bagian lain The Origin of Species, Darwin mengklaim bahwa bagi ras-ras inferior perlu untuk punah dan tidak ada perlunya bagi ras-ras yang telah maju untuk melindungi mereka dan menjaga mereka agar tetap hidup. Darwin mengibaratkan hal ini dengan mereka yang memelihara hewan-hewan untuk dikembangbiakan :

“Pada manusia-manusia primitif, kelemahan pada tubuh dan akal akan segera dieliminir dan mereka yang tetap hidup biasanya memperlihatkan kondisi kesehatan yang prima. Sekalipun kita manusia-manusia beradab berusaha secara maksimal untuk mengawasi proses eliminasi ini, kita bangun rumah-rumah perawatan bagi orang-orang yang sakit jiwa, cacat dan sakit, kita terapkan undang-undang bagi kaum miskin.. Ada alasan yang bisa dipercaya bahwa vaksinasi telah menyehatkan ribuan orang, yang sebelumnya orang-orang yang lemah fisiknya akan mati karena cacar. Dengan demikian orang-orang yang lemah dari masyarakat beradab melangsungkan keturunannya. Tidak ada seorang pun yang pernah mempelajari pembiakan hewan-hewan piaraan akan ragu bahwa tindakan ini akan sangat merugikan bagi ras manusia.” 4

Teori Darwin yang menolak eksistensi Tuhan telah menyebabkan sebagian orang tidak melihat manusia sebagai sosok yang diciptakan Tuhan dan bahwa semua manusia diciptakan setara. Ini adalah salah satu fakta di balik munculnya rasisme dan penerimaannya secara cepat di seluruh dunia.

Kolonialisme erat kaitannya dengan Darwinisme; dan negara yang sangat diuntungkan oleh pandangan rasis Darwin adalah negeri Darwin sendiri: Inggris. Di masa ketika Darwin mengemukakan teorinya, Inggris sedang mendirikan imperium kolonial nomor 1 di dunia. Semua sumber daya alam di negeri-negeri yang dijajahnya dari India hingga Amerika Latin dirampok oleh imperium Inggris. Sudah barang tentu negeri-negeri penjajah tersebut tidak ingin dituliskan dalam sejarah sebagai negeri perampok dan untuk menutupi kebiadaban ini mereka mencari alasan pembenaran tindakan tersebut. Salah satunya adalah dengan menganggap bangsa jajahan sebagai “orang primitif” atau “makhluk mirip binatang”. Dengan pandangan ini mereka dibantai dan disiksa secara biadab karena bukanlah manusia, akan tetapi makhluk separuh manusia separuh binatang, dan tindakan penjajah tersebut tidak bisa dikatagorikan sebagai kriminal.


Aliansi Fasisme dan Darwinisme

Nazisme lahir di tengah-tengah kekacauan di Jerman yang kalah dalam perang dunia I. Pemimpin partai Nazi adalah seorang agresif yang sangat benci agama-agama samawi bernama Adolf Hitler. Rasisme adalah cara pandang Hitler, dan ia percaya bahwa ras Arya, komponen utama bangsa Jerman, lebih tinggi dibanding ras-ras lain dan wajib memimpin mereka. Ia memimpikan bangsa Arya akan membangun imperium yang akan bertahan selama 1000 tahun.

Landasan berpijak ilmiah teori rasis Hitler adalah teori evolusi Darwin. Tokoh yang sangat mempengaruhi pemikiran Hitler adalah seorang sejarawan rasis Jerman Heinrich von Treitschke, sosok yang sangat terpengaruhi oleh teori evolusi Darwin dan mendasarkan pandangan rasisnya pada Darwinisme. Ia berpendapat, “Bangsa-bangsa hanya akan maju melalui kompetisi sengit sebagaimana [pendapat] Darwin [tentang kemampuan] individu yang kuat [untuk] tetap bertahan hidup,” dan menyatakan bahwa ini berarti peperangan panjang yang tak terelakkan. Ia berpandangan bahwa, “Penaklukan dengan pedang adalah cara untuk membangun peradaban dari kebiadaban dan ilmu pengetahuan dari kebodohan.” Ia berpandangan bahwa: “Ras-ras kuning tidak memahami seni dan kebebasan politik. Sudah menjadi takdir ras-ras hitam untuk melayani [bangsa kulit] putih dan sebagai sasaran kebencian [orang] kulit putih untuk selama-lamanya” 5

Ketika Hitler membangun teorinya, ia mendapatkan inspirasi dari Darwin, khususnya pemikiran Darwin tentang pertarungan (perjuangan) untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Bukunya yang terkenal diberi judul Mein Kampf (“Perjuagan Saya”) terinspirasi dari pertarungan (perjuangan) untuk mempertahankan kelangsungan hidup ini. Sebagaimana Darwin, Hitler memberikan status kera pada ras-ras non-Eropa, dan mengatakan, “Hapuskan [ras] Jerman Nordik dan tidak ada yang tersisa kecuali tarian para kera.” 6

Sekutu Hitler di Eropa adalah Mussolini (Italia) dan Franco (Spanyol). Mussolini adalah Darwinis tulen yang menjadikan kapak sebagai simbol Fasisme dan Partai Fasis, sebab kapak adalah simbol peperangan, kekerasan, kematian dan pembantaian. Pada tahun 1935 ia menjajah Ethiopia dan berhasil memusnahkan 15000 orang hingga tahun 1941. Selain mendukung dan membenarkan pendudukannya atas Ethiopia dengan pendapat Darwin yang rasialis, Mussolini berpendapat bahwa Ethiopia adalah bangsa inferior (kelas rendah) sebab mereka adalah ras hitam; dan diperintah oleh ras superior seperti bangsa Italia merupakan sebuah kehormatan bagi bangsa Ethiopia. Libia pun tidak lepas dari kolonialisme Mussolini, dimana sekitar 1.5 juta kaum Muslimin terbunuh.

Gerakan Nazi dan Rasisme kini bangkit lagi dalam bentuk Neo-Nazi, dengan sumber inspirasi yang tidak berbeda dengan pendahulunya, yakni Darwinisme.

Darwinisme: Sumber Kekejaman Komunis

Ideologi yang mengakibatkan malapetaka yang paling dasyat bagi kemanusiaan di abad yang baru saja kita tinggalkan adalah Komunisme. Komunisme, yang mencapai puncak sejarahnya oleh dua tokoh filsuf Jerman Karl Marx dan Friedrich Engels di abad 19, menumpahkan darah lebih banyak dibanding kaum Nazi dan imperialis. Dua orang ini adalah tokoh ateis tulen yang sangat membenci agama.

Akan tetapi Marx dan Engels memerlukan penjelasan atau pembenaran ilmiah bagi ideologi mereka agar dapat menarik simpati masyarakat luas. Sungguh menarik bahwa teori evolusi yang dikemukakan Darwin dalam buku The Origin of Species berisi penjelasan yang dicari-cari oleh Marx dan Engels. Darwin mengatakan bahwa makhluk hidup muncul sebagai hasil dari proses “perjuangan untuk mempertahankan hidup” atau “konflik dialektik”. Tambahan lagi, Darwin adalah seorang yang menolak adanya penciptaan dan mengingkari kepercayaan agama. Ini adalah kesempatan baik bagi Marx dan Engels yang tidak boleh dilewatkan.

Darwinisme memiliki kaitan yang sedemikian sangat penting dengan Komunisme sehingga beberapa bulan setelah buku Darwin terbit, Friedrich Engels menulis kepada Karl Marx, “Darwin, yang [bukunya] kini sedang saya baca, sungguh bagus.” 7 Karl Marx lalu membalas surat Engels pada tanggal 19 Desember 1860, “Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi pandangan kita.” 8 Dalam sebuah surat yang ditulis Marx kepada Lassalle, seorang rekan sosialisnya, pada tanggal 16 Januari 1861, ia mengatakan, “Buku Darwin sangatlah penting dan membantu saya [meletakkan] landasan berpijak dalam ilmu alam bagi perjuangan kelas dalam sejarah.” 9

Lenin adalah sosok yang menjadikan proyek revolusi Komunis Karl Marx terealisasi melalui revolusi Bolshevik yang berhasil menggulingkan Tsar Rusia melalui kudeta bersenjata di bulan Oktober 1917. Setelah itu, Rusia menjadi ajang perang saudara antara kaum Komunis dan para pendukung Tsar Rusia selama sekitar tiga tahun. Tak berbeda dengan pendahulunya, Lenin adalah pengagum Darwinisme dan mengatakan, “Darwin telah membungkam kepercayaan bahwa spesies hewan dan tumbuhan tidak memiliki kaitan satu sama lain, kecuali secara kebetulan, dan bahwa mereka diciptakan oleh Tuhan, dan oleh karenanya tidak bisa mengalami perubahan.”10

Trotsky boleh dibilang arsitektur paling penting dalam revolusi Bolshevik setelah Lenin. Ia pun tak lepas dari kekagumannya kepada Darwin, “Penemuan Darwin adalah kemenangan terbesar dialektika di segala aspek kehidupan”. 11

Setelah kematian Lenin di tahun 1924, Stalin, yang dianggap sebagai diktator paling berdarah-darah dalam sejarah dunia, menaiki tahta Partai Komunis. Di tangan Stalin, Komunisme tampak jelas sebagai sistem ideologi yang paling sadis. Sekitar 20 juta manusia tak berdosa mati di masa pemerintahan tangan besinya. Para sejarawan mengungkapkan bahwa kebrutalan ini memberikan kebahagiaan tersendiri baginya. Ia sangat bahagia ketika duduk di mejanya di Kremlin sambil membaca dengan seksama orang-orang yang mati di kamp-kamp konsentrasi ataupun yang telah tewas dieksekusi.

Hal yang menjadikannya jagal biadab adalah filsafat materialis yang diyakininya. Dalam perkataan Stalin sendiri, dasar berpijak utama filsafatnya adalah teori evolusi Darwin. Ia menjelaskan betapa pentingnya ia memegang pemikiran Darwin: “Tiga hal yang kita lakukan untuk menghormati akal para pelajar seminari kita. Kita harus ajarkan kepada mereka usia bumi, asal-muasal bumi, dan ajaran-ajaran Darwin.” 12

Satu lagi rejim komunis yang menjadikan Darwinisme sebagai pijakan ilmiah telah didirikan di China. Para pendukung komunis di bawah pimpinan Mao Tse Tung memegang kendali kekuasaan pada tahun 1949 setelah perang saudara yang berkepanjangan. Mao mendirikan rejim yang kejam dan opresif sebagaimana sekutunya, Stalin. Mao secara terang-terangan mengumumkan landasan filosofis sistem yang dibangunnya dengan mengatakan, “Sosialisme China dibangun di atas Darwin dan teori evolusi.” 13

Kapitalisme dan Seleksi Alam di Bidang Ekonomi

Istilah kapitalisme berarti kedaulatan kapital, sistem ekonomi bebas tanpa kendala yang didasarkan pada keuntungan, di mana masyarakat berkompetisi dalam batasan-batasan. Terdapat tiga elemen penting dalam kapitalisme: individualisme, kompetisi dan mengeruk kuntungan. Individualisme penting dalam kapitalisme, sebab manusia melihat diri mereka sendiri bukanlah sebagai bagian dari masyarakat, akan tetapi sebagai “individu-individu” yang sendirian dan harus berjuang sendirian untuk memenuhi dirinya sendiri. “Masyarakat kapitalis” adalah arena dimana para individu berkompetisi satu sama lain dalam kondisi yang sangat keras dan kasar. Ini adalah arena sebagaimana yang dijelaskan Darwin, dimana yang kuat akan tetap hidup, sedangkan yang lemah dan tak berdaya akan terinjak dan musnah, dan tempat dimana kompetisi yang sengit mendominasi. Mental kapitalis tidak merasakan adanya tanggung jawab etis atau hati nurani atas orang-orang yang terinjak-injak di bawah kaki mereka. Ini adalah Darwinisme yang dipraktekkan dalam masyarakat di bidang ekonomi

Dalam biografinya, Andrew Carnegie, seorang pemilik kapital utama di Amerika, menyatakan kepercayaannya pada evolusi dengan perkataannya, “Saya telah menemukan kebenaran evolusi.” 14 Dalam artikel Darwin’s Three Mistakes, ilmuwan evolusioner Kenneth J. Hsü, membongkar pemikiran Darwinis kaum kapitalis Amerika, termasuk pernyataan Rockefeller yang menyatakan bahwa, “pertumbuhan bisnis besar hanyalah sekedar [tentang kemampuan] individu yang kuat [untuk] tetap bertahan hidup; [hal] tersebut hanyalah cara kerja hukum alam.” 15

darwin

Darwinisme mengemukakan bahwa terdapat fosil-fosil bentuk peralihan, namun kenyataannya tidak ditemukan ... Darwinisme mengemukakan bukti ilmiah yang tidak absah ... Meskipun seluruh fosil yang telah ditemukan dengan jelas membuktikan penciptaan, Darwinisme bersikukuh menyatakan hal yang sama sekali bertolak belakang ... Teori ini berupaya meyakinkan orang untuk mempercayai bahwa para seniman, ilmuwan dan profesor dapat terbentuk sebagai hasil dari ketidaksengajaan, melalui pembentukan protein-protein, yang memiliki peluang pembentukan secara kebetulan sebesar 1 per 10950, dengan kata lan "sebuah kemustahilan". Darwinisme bahkan berusaha menjadikan orang percaya bahwa para profesor yang terbentuk dengan cara seperti ini mendirikan universitas-universitas untuk mengkaji bagaimana diri mereka sendiri muncul menjadi ada secara tidak disengaja atau kebetulan.

Darwinisme menganggap kromosom di dalam sel makhluk hidup yang mengandung kode informasi lebih banyak daripada sebuah perpustakaan raksasa sebagai buah karya peristiwa kebetulan semata ... Teori ini menyatakan bahwa kekuatan mahahebat dari peristiwa kebetulan menjadikan atom-atom yang tidak dapat melihat, mendengar dan berpikir berubah menjadi manusia yang dapat melihat, mendengar, merasakan, berpikir dan berkesadaran… Bagi Darwinisme, peristiwa kebetulan atau ketidaksengajaan adalah tuhan yang melakukan karya-karya luar biasa. Dalam uraian ini akan Anda pahami betapa mantra hitam Darwinisme ini telah terhapuskan.

1. Darwinisme tidak lagi mampu mengatakan bahwa protein dapat terbentuk melalui evolusi. Sebab peluang terbentuknya satu protein saja dengan urutan yang benar secara acak adalah 1 per 10950, sebuah angka yang menunjukkan kemustahilan secara matematis.

2. Darwinisme tidak lagi merujuk kepada fosil-fosil sebagai bukti terjadinya evolusi. Hal ini dikarenakan seluruh penggalian yang dilakukan di seluruh dunia dari pertengahan abad ke-19 hingga hari ini, tak satu pun dari "bentuk-bentuk peralihan" yang menurut para evolusionis seharusnya ada dalam jumlah jutaan ternyata tidak pernah ditemukan. Telah disadari bahwa bentuk-bentuk "mata rantai" ini tidak lain hanyalah sebuah kisah khayalan.

3. Para evolusionis berputus asa di hadapan fosil-fosil yang berjumlah tak berhingga yang telah berhasil digali hingga saat ini. Hal ini disebabkan semua fosil-fosil ini memiliki seluruh ciri-ciri yang mendukung dan membuktikan penciptaan.

4. Para evolusionis tidak lagi mampu menyatakan bahwa Archaeopteryx adalah nenek moyang burung, sebab penelitian terkini terhadap fosil-fosil Archaeopteryx telah sama sekali menggugurkan pernyataan bahwa Archaeopteryx adalah makhluk "setengah-burung." Telah diketahui bahwa Archaeopteryx memiliki struktur anatomi dan otak yang sempurna yang diperlukan untuk terbang, dengan kata lain Archaeopteryx adalah seekor burung sejati, dan "dongeng khayal tentang evolusi burung" tidak lagi dapat dipertahankan keabsahannya.

5. Darwinisme tidak lagi dapat menggunakan urutan palsu yang dikenal sebagai "silsilah evolusi kuda." Telah diketahui bahwa urutan silsilah palsu ini tersusun dari sejumlah spesies terpisah yang hidup di zaman yang berbeda dan di wilayah yang berbeda.

6. Darwinisme tidak lagi dapat menggunakan fosil yang dikenal sebagai Coelocanth untuk mendukung dongeng khayal peralihan dari air ke darat, sebab sejak pernyataan tersebut dikemukakan diketahui bahwa makhluk ini, yang sebelumnya dikukuhkan sebagai bentuk peralihan yang punah, ternyata ikan yang menghuni dasar lautan yang kini masih hidup, dan lebih dari 200 ikan hidup dari jenis tersebut hingga kini telah berhasil ditangkap.

7. Darwinisme tidak mampu lagi menyatakan bahwa makhluk hidup seperti Ramapithecus dan serangkaian Australopithecus (A. Bosei, A. Robustus, A. Aferensis, Africanus dst.) adalah para nenek moyang manusia. Hal ini disebabkan penelitian terhadap fosil-fosil ini telah memperlihatkan bahwa semua makhluk ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan manusia dan merupakan spesies-spesies kera sejati yang punah.

8. Darwinisme tidak akan lagi mampu membohongi masyarakat dengan gambar-gambar rekonstruksi [reka ulang], sebab para ilmuwan telah dengan jelas mengungkapkan bahwa rekonstruksi ini, yang didasarkan pada sisa-sisa tubuh hewan yang pernah hidup di masa lalu, tidaklah bernilai ilmiah dan sama sekali tidak dapat dipercaya.

9. Darwinisme tidak mampu lagi mengemukakan "Manusia Piltdown" sebagai bukti bagi evolusi, sebab penelitian menunjukkan bahwa fosil seperti "Manusia Piltdown" tidak pernah ada dan selama 40 tahun masyarakat telah dibohongi dengan sepotong rahang orang hutan yang direkatkan pada sebongkah tengkorak manusia.

10. Darwinisme tidak dapat lagi menyatakan bahwa "Manusia Nebraska" dan keluarganya membenarkan evolusi, sebab telah dikukuhkan bahwa fosil-fosil gigi geraham yang dijadikan bukti bagi kisah "Manusia Nebraska" ternyata milik sejenis babi liar yang telah punah.

11. Darwinisme tidak lagi mampu menyatakan bahwa seleksi alam mendorong terjadinya evolusi, sebab telah dibuktikan secara ilmiah bahwa mekanisme yang dimaksud tidak dapat menyebabkan makhluk hidup berevolusi dan tidak dapat menyebabkan mereka memperoleh sifat-sifat baru.

Para pendukung Darwinisme telah melakukan banyak sekali penyebaran informasi keliru sebagaimana disebutkan di atas, dan waktu telah mengungkap bahwa semua hal tersebut tidaklah benar. Misalnya, telah diketahui bahwa mutasi yang dulunya dinyatakan memiliki daya evolusi ternyata malah sama sekali bersifat merusak, dan berdampak menimbulkan penyakit, cacat atau kematian, dan bukan perbaikan... Telah diketahui bahwa struktur pada embrio manusia yang dulunya dikatakan oleh para Darwinis sebagai insang ternyata adalah cikal bakal saluran telinga bagian tengah, kelenjar paratiroid and kelenjar timus. Telah terungkap pula bahwa perubahan-perubahan telah sengaja dilakukan pada gambar-gambar embrio untuk memberi dukungan pada evolusi. Telah diketahui bahwa informasi genetik bagi kekebalan terhadap berbagai antibiotik yang terdapat pada bakteri ternyata telah ada pada DNA mereka "sejak saat bakteri tersebut ada di dunia ini"...

ANDA DAPAT MEMAHAMI SEMUA FAKTA INI SECARA RINCI DALAM FILM-FILM DAN BUKU-BUKU BERIKUT INI ON-LINE SECARA GRATIS:

1. KERUNTUHAN TEORI EVOLUSI (Film dokumenter)

2. BENCANA KEMANUSIAAN AKIBAT DARWINISME (Film dokumenter)

3. DARWINISME TERBANTAHKAN (Buku - terutama untuk kalangan tingkat mahasiswa, akademisi dan ilmuwan)

4. KERUNTUHAN TEORI EVOLUSI (Buku - terutama untuk kalangan pelajar dan mahasiswa)

5. BENCANA KEMANUSIAAN AKIBAT DARWINISME (Buku - untuk semua kalangan)

6. KERUNTUHAN TEORI EVOLUSI DALAM 20 PERTANYAAN (Buku - terutama untuk kalangan pelajar dan mahasiswa)

7. MENYIBAK TABIR EVOLUSI (Buku - terutama untuk kalangan pemula)

aku gila

crazy

its me

i love my life


okkkkkkkkkkkkkk............................

dicky

aku dicky6

nak smsmda

hobby baca n meng hargai orang tua

madman

Madman is a comic book series set in one of the many parallel worlds existing in the Multiverse. Mike Allred is the creator of the Madman comic book and all its characters. Madman's world is particularly strange. It is a world where mutants, extraterrestrials and freaks run rampant. The comic book takes place in Snap City, which is home to the planet's only superhero: the Madman.

Contents

[hide]

[edit] Character History

Madman (aka Frank Einstein) is not your average hero. Named after Frank Sinatra and Albert Einstein, his name is also a pun on Frankenstein.

Frank was a hitman who was killed in a car accident, then stitched back together and brought to life by a pair of mad scientists, Dr. Egon Boiffard and Dr. Gillespie Flem. This resurrection leaves Frank with supernatural reflexes and a slight degree of precognitive and empathic power. Frank doesn't remember anything about his former life. Frank has only faint, troubling memories relating to his death. Madman's costume is based on the only thing he remembered from his past: a fascination with a comic book character called Mr. Excitement.

Frank Einstein now lives as a jack-of-all-trades wanderer, accompanied by a variety of allies. Only one of Frank's reanimators; Dr. Flem, is still around. Dr. Boiffard, in attempt to boost his brain power, transmuted his entire head into neural tissue, thus leaving him an invalid in a hospital. Despite the fact Frank has blue skin criss-crossed with Frankenstein-like scars, he has a steady girlfriend, a secretary by the name of Josephine Lombard aka Joe. Madman's other allies include Mott, an alien from the planet Hoople who was saved by Frank when the crazy alien, Zenelle, wanted to marry and eat Mott. Gale, an invisible female scientist who was tattooed by mutant clones and while attempting to remove the tattoos, became invisible. Astroman and Machina, a pair of robotic humanoids. Astroman was built to be an aid to Frank and was loaded with some of Frank's lost information. Astroman grew to love Frank's girlfriend, Joe, which made Machina very jealous. And finally, Marie and Warren, two artificial intelligences from the future.

Madman has also encountered Superman and Lois Lane once, due to a plot by the mischievous Mister Mxyzptlk where the two switched dimensions, becoming physical hybrids of each other, and then had to retrieve portions of Superman's powers, which had been doled out amongst various people across both worlds, including a spoiled little girl and the owner of a healthy fast food store. Finally, the two confronted Mister Mxyzptlk, with Madman defeating him in a game of Twister before tricking him into saying his name backwards.

[edit] Antagonists

One of Madman's primary enemies is Mr. Monstatd, his former employer (or so it is hinted). Madman has also fought runaway renegade robots from Dr. Flem's lab who were controlled by the mysterious and super-intelligent Factor Max. Other antagonists include the Mutant Street Beatniks, the Moonboys, the Puke, and the G-Men from Hell, Mattress and Crept. However, the G-Men are occasional allies, and several of the Mutant Street Beatniks become allies as well.

[edit] The Atomics

Former enemies, now allies, are the Mutant Street Beatniks who were originally just ordinary beatniks. When Mott first arrived he was being chased by Zenelle, a female alien from a species infamous throughout the galaxy for devouring their mates after the wedding night. Zenelle left behind a trail of spores as she tracked Mott through the city, exposure to which caused the beatniks to mutate into disgusting, warty versions of themselves. Zenelle fell in love with one of these mutants and carried him away, much to the relief of Mott.

Blaming Madman for their deformity, the Mutant Street Beatniks remained bitter enemies until they discovered that their deformation was simply the first stage of their mutation, which gave them super powers such as elasticity. Discovering these powers cleared up their skin condition, so they no longer hate Madman and have formed a super-hero team calling themselves The Atomics. Around this time, their missing comrade returned from space, revealing that Zenelle had actually fallen in love with him to the degree she went against her culture and refused to eat him. Because of the different time-flow between Snap City and Zenelle's planet, when their comrade returned he brought with him his teenage son, the product of his union with Zenelle.

[edit] Publication History

  • Madman #1-3 (published by Tundra publishing). black, white and blue. 1992
  • Madman Adventures #1-3 (published by Tundra Publishing). full color 1992-1993
  • Madman Comics #1-20 (published by Dark Horse Comics). full color. 1994-1996
  • Superman/Madman #1-3 (published by DC Comics and Dark Horse Comics). 1997
  • Nexus Meets Madman one-shot (published by Dark Horse Comics). 1996
  • Madman/The Jam #1-2 with Bernie Mireault (published by Dark Horse Comics). 1998
  • The Atomics #1-15 (published by AAA Pop Comics)
  • Mr. Gum one shot (published by Oni Press)
  • It Girl one shot (published by Oni Press)
  • Madman Picture Exhibition #1-4 (published by AAA Pop Comics). A collection of Madman pinups by various famous artists. 2002
  • MADMAN KING-SiZE SUPER GROOVY SPECIAL (published by Oni Press) 2003
  • MADMAN ATOMIC COMICS #1-Ongoing (published by Image Comics) 2007-Present

[edit] Powers and Abilities

Frank's resurrection altered his body giving him various supernatural abilities.

After his resurrection, Frank's mind possesses supernatural intuitive talent for learning things. This supernatutal ability allows him to instinctively learn any skill and gain knowledge at a superhuman rate.

Franks had also manifested numerous psionic abilities that border also on the supernatural. The first is psychometry, he can obtain information about an individual through paranormal means by making physical contact. Second is empathy, he has the paranormal ability sense the emotions of others also through physical contact. Last, Frank has the ability of clairvoyance. He is able to perceive the future, sometimes manifesting in vague dreams while asleep, other times have displayed in clear thought and had occurred at will. Unfortunately he does not have complete control over his psionic abilities.

Frank possesses supernatural physical coordination. His agility and reflexes are far superior to those of an ordinary human. His tendons and connective tissues are more elastic and his nerve endings transfer stimuli faster. In combination with his ability to learn new things and his psionic abilities, Frank can perform any feat of derring-do with ease.

[edit] Collections

[edit] Trade paperbacks

  • Madman Comics: Yearbook '95 Dark Horse Comics (Collects MADMAN Comics #1-5) 1996
  • The Complete Madman Comics Vol. 2 Dark Horse Comics (Collecst Madman Comics #6-10) 1996
  • The Complete Madman Comics Vol. 3 (Originally Madman Comics 3: The Exit of Dr. Boiffard) Dark Horse Comics (Collects Madman Comics #11-15) 2000
  • The Complete Madman Comics Vol. 4 (Originally Madman Comics: Heaven and Hell) Dark Horse Comics (Collects MADMAN Comics #16-20) 2001
  • The Superman/Madman Hullabaloo! Dark Horse Comics (Collects The Superman/Madman Hullabaloo! #1-3) 1998
  • Madman Boogaloo! Dark Horse Comics (Collects Nexus Meets Madman and Madman/The Jam #1 and #2) 1999
  • Madman, Vol. 1: The Oddity Odyssey Oni Press - (Collects MADMAN #1-3) 2002
  • Madman, Vol. 2: Madman Adventures Oni Press - (Collects MADMAN Adventures #1-3) 2002
  • The Atomics: Spaced Out and Grounded in Snap City Oni Press - (Collects: It Girl one-shot; Mr. Gum one-shot; Spaceman one-shot; Crash Metro & the Star Squad one-shot) 2003
  • Madman Vol. 1 Image Comics - (Collects MADMAN #1-3 and MADMAN Adventures #1-3) 2007
  • Madman Vol. 2 Image Comics - (Collects MADMAN Comics #1-11) 2007
  • Madman Vol. 3 Image Comics - (Collects MADMAN Comics #12-20 and MADMAN KING-SIZE SUPER GROOVY SPECIAL) 2007
  • Madman & The Atomics Vol. 1 Image Comics - (Collects The Atomics 1-15) 2007

[edit] Hardcovers

  • Madman Limited Edition Box Set Dark Horse Comics - (Collects MADMAN Comics #1-10) 1997
  • The Atomics Super Deluxe Limited Edition [AAA Pop Comics] - (Collects The Atomics #1-15)
  • MADMAN GARGANTUA HC Image Comics - (Collects MADMAN #1-3, MADMAN Adventures #1-3 and MADMAN Comics #1-20, MADMAN SUPER KING-SIZE GROOVY SPECIAL) 2007

[edit] Appearances in other media

[edit] Film and Television

  • Allred did the artwork for the fictional Bluntman and Chronic comic in the film Chasing Amy (in which he appears in a cameo as himself). The pages were collected as part of the film's published screenplay, where one can see Madman in one panel beneath the light of the "blunt signal".
  • Many have felt that the short-lived animated series Freakazoid! was plagiarism of Madman. There are undeniable similarities between the tones of the two series, as well as the designs of the titular characters (both wear skin-tight jump suit – of opposite colours to one another – with a chest emblem of an exclamation point). Throughout the run of the show, Allred remained silent. However, in 2003, he responded to the situation on the messageboard of his official website (See External Links below), saying that he did notice the similarities and asked for credit. He received no response, but he chose not to pursue legal action.

[edit] Madman the Movie

Main article: Madman (film)
  • According to Allred, he was first offered the chance to sell the movie rights to Madman back in 1992 (he has not said who made the offer, only that he declined).
  • Since 1998, film-maker Robert Rodriguez has owned the film rights to Madman. Both he and Allred have given numerous signals as to the start of production over the years with no result. Although both have been occupied with other projects (Allred was instrumental in connecting Rodriguez with Frank Miller, leading to the production of Sin City), both have been eager to see this film made.

At the 2006 WonderCon in San Francisco, Allred announced that Madman the Movie was in pre-production and hoped to begin filming before the end of the year. He teased fans in attendance by saying that the titular role had already been cast "but I can't tell you who it is yet... When we announce it, you're gonna be like 'What?', then you'll think about it for a second and see that it's perfect."

[edit] Action Figure

Madman's first action figure was a part of the Big Blast toy line from Graphitti Designs in 1998. The figure came in classic White with red lightening bolt as well as a Black Suited Variant with Yellow accents and lightening bolt. Wizard Entertainment offered a Variant of the Madman Big Blast toy without his traditional mask, showing Frank's face. Other toys in the line included Matt Wagner's Hunter Rose Grendel, Kevin Matchstick from Mage, and Christine Spar as Grendel. Also available were a Mike Mignolia Hellboy figure and a two-pack of Jay and Silent Bob from Kevin Smith's movies.

Madman appears as part of the first wave of the Legendary Comic Book Heroes action figure series in 2007, along with Judge Dredd, Savage Dragon, and Sara Pezzini of Witchblade.

[edit] External links


Madman theory

From Wikipedia, the free encyclopedia

Jump to: navigation, search
The Madman theory was the centerpiece of Richard Nixon's foreign policy
The Madman theory was the centerpiece of Richard Nixon's foreign policy

The Madman theory was a primary characteristic of the foreign policy conducted by U.S. President Richard Nixon. His administration, the executive branch of the federal government of the United States from 1969 to 1974, attempted to make the leaders of other countries think Nixon was mad, and that his behavior was irrational and volatile. Fearing an unpredictable American response, leaders of hostile Communist Bloc nations would avoid provoking the United States.

As Nixon told his White House Chief of Staff H. R. Haldeman:

"I call it the Madman Theory, Bob. I want the North Vietnamese to believe I've reached the point where I might do anything to stop the war. We'll just slip the word to them that, 'for God's sake, you know Nixon is obsessed about Communism. We can't restrain him when he's angry -- and he has his hand on the nuclear button' -- and Ho Chi Minh himself will be in Paris in two days begging for peace."[1]

On October 1969, the Nixon administration indicated to the Soviet Union that "the madman was loose" when the Military of the United States was ordered to full global war readiness alert (unbeknownst to the majority of the American population), and bombers armed with thermonuclear weapons flew patterns near the Soviet border for three consecutive days.[2]

The administration employed the "Madman strategy" to force the North Vietnamese government to negotiate a peace to end the Vietnam War.[citation needed] Along the same lines, American diplomats (Henry Kissinger in particular) portrayed 1970 incursion into Cambodia as a symptom of Nixon's supposed instability.[citation needed]

h1

The Professor and The Madman [Simon Winchester]

March 16, 2008

Penulis/Author: Simon Winchester (199 8)
Penerbit/Publisher: Serambi
Cetakan/Edition: Pertama, Januari 2007
Kategori/Category: Fiksi Dokumenter
ISBN: 979-22-1112-53-3

Beli di/Purchased at: Toko.Serambi.Co.Id
Harga/Price: Rp27,930

Buku ini ditulis dan didedikasikan untuk mengenang George Merret, seorang buruh asal Wiltshire yang mati tertembak di jalanan Lambeth pada Sabtu dini hari, 17 Februari 1872. George Merret memang bukan siapa-siapa, tetapi kematian pria ini menjadi titik tolak serangkaian kejadian lain yang melibatkan sang pembunuh, Kapten Purnawirawan Dr. William Chester Minor, seorang Amerika. Pemeriksaan atas Dokter Minor menyatakan bahwa Minor mengidap penyakit jiwa akibat perang. Dalam “sel”nya di rumah sakit jiwa inilah akhirnya Minor mengisi hari-hari penuh delusi dan mimpi buruk dengan melakukan kegiatan bermanfaat yang juga penting, yaitu membantu menyusun Kamus Oxford.

Buku yang ditulis bergaya narasi ini membawa pembaca menyusuri lika-liku sejarah pembuatan Oxford English Dictionary, mulai dari latar belakang, proses perekrutan orang-orang yang terlibat, pemilihan kata-kata, penyusunan isi dan tragedi-tragedi dibaliknya. Kamus mashyur OED memakan waktu kurang lebih 70 tahun dalam penyusunan seluruh edisi pertamanya dan merupakan monumen penting dalam sejarah leksografi dunia.

Meskipun didedikasikan kepada George Merret, novel ini disajikan dengan banyak sekali detail informasi berdasarkan dokumen sejarah seputar William Minor dan James Murray, seorang cendikiawan asal Inggris yang menjadi editor utama penyusunan OED, lengkap dengan tanggal, bulan dan tahun kejadian. Bagi pembaca yang kurang jeli (seperti aku), detail-detail seperti ini bukannya menambah pengetahuan, malah akhirnya cenderung terabaikan karena jumlahnya banyak sekali.

Bagi penggemar bacaan ringkas, novel ini akan terasa panjang karena penyajiannya yang dalam bentuk deskriptif naratif, penuh detail dan terkadang harus kembali ke periode-periode lebih awal untuk menceritakan hal lain yang juga penting. Contohnya dalam tiga bab pertama pembaca dikenalkan kepada tokoh-tokoh utama buku ini lengkap dengan latar belakang masa kecil dan kehidupan mereka, dan sebagai pembaca, aku mendapat kesan kalau penyusunan OED sudah berjalan. Dalam Bab Empat, penyusunan OED kembali ke titik nol dan dikisahkan lagi sejak permulaan gagasannya di tahun 1857. Dalam novel ini jarang sekali ditemukan bentuk dialog aktif yang dapat membuat cerita sarat informasi ini menjadi lebih mudah dinikmati.

Beberapa kesalahan cetak baik dalam ejaan nama/kata maupun susunan paragraf (lihat halaman 226, paragraf terakhir) dan pemilihan kata untuk terjemahan, agak tertutupi oleh tema novel yang memang sangat menarik. Bisa dibayangkan kerja keras dan riset penulis dan timnya untuk menyajikan karya luar biasa ini. Tak lupa, sebagai penutup, penulis juga (sempat) memberikan “Saran-saran Untuk Bacaan Lebih Lanjut” agar pembaca tidak mengambil isi buku ini mentah-mentah tetapi juga melakukan komparasi, penyegaran dan pengembangan informasi melalui buku-buku lain yang tidak kalah menariknya.

Bisa disimpulkan bahwa Oxford English Dictionary disusun karena kesadaran dan kecintaan masyarakat Inggris (dan bangsa lain yang terlibat tentunya) atas bahasa mereka, dan bukan sekadar memenuhi kebutuhan untuk keberadaan sebuah referensi baku. Tidak hanya sebagai monumen sejarah leksografi, OED juga merupakan monumen kebersamaan dan persatuan sekian ratus ribu relawan, yang tidak saling mengenal tetapi mereka tetap bekerja untuk mencapai tujuan mulia yang sama.